Selasa, 08 Juni 2010

BAB 10. MANUSIA DAN KEGELISAHAN


BAB 10. MANUSIA DAN KEGELISAHAN
Ringkasan Materi
Kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan. Kegelisahan dapat diketahui dari tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu misalnya berjalan mundar mandir sambil menundukan kepala dalam ruang tertentu, memandang jauh ke depan sambil mengepal ngepalkan tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara, dll. Sigmund Freud berpendapat, ada tiga macam kecemasan yaitu kecemasan kenyataan (obyektif) yaitu suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Lalu kecemasan neuritis (syaraf) yaitu kecemasan yang timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Dan juga kecemasan moril yaitu kecemasan yang disebabkan karena pribadi seseorang. Penyebab orang menjadi gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Usaha untuk mengatasi kegelisahan pertama-tama dimulai dari diri kita sendiri, kita harus bersikap dan berpikir tenang. Cara lain yaitu dengan sedikit pemikiran sambil introspeksi diri. dapat juga dengan bersedia menerima akibatnya dengan tabah serta bersama-sama mencoba untuk memperkecil dan mengurangi keburukan keburukan akibat timbulnya kecemasan. Dan cara yang paling ampuh adalah dengan memasrahkan diri kepada Tuhan.
Keterasingan berarti tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain. Yang menyebabkan seseorang berada dalam keterasingan adalah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak di benarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyrakat.
Kesepian merupakan perasaan merasa sunyi atau lengang, tidak berteman. Bermacam-macam penyebab terjadinya kesepian. Frustasi dapat menyebabkan kesepian. Dalam hal ini, ia tidak mau diganggu dan lebuh senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dsb. Keterasingan dan kesepian itu serupa tapi tak sama. Perbedaanya terletak pada sebab dan akibatnya. Jadi, kesepian merupakan akibat dari keterasingan.
Ketidakpastian merupakan keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal usul yang jelas. Penyebab terjadinya ketidakpastian adalah obsesi, phobia, kompulasi, histeria, delusi, halusinasi, dan keadaan emosi.  Obsesi merupakan gejala neurosa jiwa yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus. Phobia adalah rasa ketakutan yang tak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebabnya. Kompulasi adalah adanya ke ragu-raguan tentang apa yang telah di kerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali - kali. Histeria adalah neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain. Delusi adalah pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu. Halusinasi merupakan khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Keadaan emosi menyebabkan sikap seseorang menjadi apatis atau terlalu bergembira, lari-larian, nyanyi, ketawa, atau bisa juga sedih menekan, tidak nafsu, tidak semangat, gelisah, resah, mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu bahasa, termenung, dan menyendiri. Usaha untuk menyembuhkan suatu ketidakpastian yaitu dengan menyelidiki penyebabnya, jika sudah diketahui penyebabnya maka dapat di ketahui jalan keluarnya, misalnya phobia maka harus dilatih sedikit demi sedikit. Namun jika penyebabnya tidak pasti maka usaha yang dilakukan adalah pergi ke psikolog.
Komentar :
    Setiap individu pasti pernah memiliki atau mengalami sebuah permasalahan. Permasalahan tersebutlah yang menyebabkan seorang individu mengalami hal-hal yang telah dibahas diatas, seperti kegelisahan, keterasingan, kesepian, dan ketidakpastian. Suatu permasalahan tidak akan berbuntut panjang jika individunya sendiri dapat menyelesaikan permasalahannya tersebut dengan fikiran yang tenang dan jernih sehingga hal-hal seperti pembahasan pada materi ini tidak akan terjadi pada diri individu tersebut. Karena jika tidak, hanya akan menimbulkan permasalahan baru yang justru akan memperpanjang masalahnya dan cenderung akan merugikan dirinya sendiri. Suatu perasaan seperti kegelisahan, keterasingan, kesepian, dan ketidakpastian muncul karena diri kita sendiri. Dan perasaan tersebut juga dapat hilang berkat usaha dari diri kita sendiri. Karena itulah, jangan membuat suatu masalah menjadi berlarut larut dan jangan pula menjadikan masalah tersebut menjadi sesuatu yang merugikan diri kita sendiri. Selesaikanlah suatu masalah dengan kepala dingin dan hati yang tenang.

:: Tugas IBD ::
Annisa Parasayu
1 IA 11
NPM : 55409220